Kamis, 05 Desember 2013

[Official Video] Little Drummer Boy - Pentatonix



Berserah Bukan Berarti Menyerah :)

Ga terasa ternyata udah hampir empat tahun berada jauh dari keluarga, jauh dari orang tua dan adek-adek, dan selama itu pula yaitu empat kali ga ikutan natal dirumah. Yah, meskipun natal dirumah ga serame di sini (Bogor), tapi natalan sama keluarga selalu lebih damai rasanya.

Oh iya, mau kenalan dulu lah, keknya belom terlambatlah ya :D
Gapapalah kan ya sebut nama lagi haha
Namaku Nia Verba Sembiring. Kalo orang baru kenal biasa manggil Nia, kalo teman-teman SMA biasa manggil Naya atau Niver (kependekan dari Nia Verba, soalnya dulu di kelas ada dua orang yang punya nama Nia). Kalo di rumah biasa tetangga biasa manggil Niaken atau Vebra (bukan Verba), kalo teman dari kecil manggil Verba. Kalo di keluarga KAREMATA FEM IPB manggil dugong (jangan tanya kenapa haha), sampe teman-teman sekelas kuliah juga pada ikutan manggil dugong. banyak yah panggilannya haha
Kalo sejarahnya, nama NIA pemberian bapak, trus kalo VERBA nya dari mamak. Kata mamak Verba adalah nama sahabat dia waktu di SMA dulu. Katanya sih baik banget, makanya aku juga dikasih nama Verba biar baik juga kayak temannya mamak itu hahaha
Kalo SEMBIRING adalah diturunkan dari bapak. Yah, begitulah orang Karo, pasti punya marga.

Oh iya, aku lahir di kampung yang kecil di Dataran Tinggi Karo di Sumatera Utara.Biar teman-teman tau, tempatnya ga jauh dari Kota Berastagi. Soal kenyamanan tinggal disana jangan ditanya. Beda banget kalo dibandingkan sama Bogor. Karo khususnya Kampung aku (menurut aku ya) adalah tempat yang paling indah yang pernah aku datangi. Dikelilingi oleh gunung dan bukit, dingin, bersih dari polusi, ga ada pengamen, ga ada macet, budaya peduli masih tinggi, pokoke damai lah :D
Aku menempuh pendidikan dari SD sampe SMA disana, di tanah kelahiran tercinta. Dan sekarang sedang melanjutkan pendidikan di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Bogor.

Melanjutkan cerita tentang natal di kampung halaman, bahwa disana beda banget sama di Bogor. Kenapa? Ini ke empat kali aku ngerayain natal di Bogor, selama itu juga aku cuma ikutan acara natal hanya di tanggal 24-25 Desember.

Kalo di kampung?
Sejak awal November aja udah terlihat sukacita natal. Anak-anak kecil (anak sekolah minggu) mulai mempersiapkan tari-tarian, drama, koor/vokal group, puisi persembahan yang akan ditampilkan sewaktu perayaan natal. Bukan cuma anak kecil, tetapi semua orang termasuk mamak-mamak dan bapak-bapak juga.

Di Bogor?
Bahkan mendengar lonceng gereja aja aku belum pernah selama hidup disini :)
Bukan ga ada atau bagaimana, tapi keadaan yang ga mendukung. Bisa beribadah aja udah bersyukur hehe
dan biasanya juga keadaan akademik yang memang ga pernah mendukung. Kaya misalnya sekarang nih, nanti sampe tanggal 23 aja masih ada kuliah/praktikum pengganti, dan tanggal 3 Januari udah mulai UAS. Gimana mau bisa balik ke kampung coba buat ikut natalan?
 Dalam kondisi kaya gini lah yang selalu buat galau hati :)



Terus hubungan sama video diatas apa?
Nah, kemaren searching-searching lagu di youtube, eh nemu lah lagu tersebut.
Kata-katanya memotivasi banget.

Kapankah pelangi datang setelah redanya hujan
Begitupun gelap malam, takkan tetap, takkan diam
Akan pergi digantikan pagi


Ada tangis lalu ada tawa, ada manis di balik kecewa
Begitulah biasanya, habis luka datang suka
Terimalah dengan hati yang rela


Berserah pasrahkan semua pada Yang Kuasa Beri yang terbaik sepenuh jiwa
Berserah bukan berarti menyerah tapi tak henti percaya
Bahwa kita memang pantas bahagia


Bahagia pasti bersama kita 

Bila jalani hidup dengan cinta
Memberi dengan rela, terima dengan suka
Setia sabar dan percaya


Yah, mau gimana juga harus tetap bersyukur :)
Semoga tahun depan bisa ikutan natalan dan tahun baruan dirumah bersama keluarga, karan kata lagu itu Ada tangis lalu ada tawa, ada manis di balik kecewa :)
Selamat Menyambut Natal, Damai dan sukacita natal tetap menyertai kita :)




Rabu, 04 Desember 2013

Gunung Krakatau, Lampung, Indonesia

      Gunung Krakatau adalah salah satu gunung aktif yang terletak di selat Sunda di antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Nah, sama seperti perjalanan-perjalanan sebelumnya, perjalanan ke Krakatau juga merupakan perjalanan dadakan alias tanpa persiapan.
Nih trayek perjalanan kita :
Kalianda - Dramaga canti = 2 Jam
Dramaga Canti - Pulau Sebesi = 2 Jam
Pulau Sebesi - Krakatau = 2 jam
Untuk melakukan penyebrangan kita nyewa perahu yang memang alat transportasi yang tersedia disana dengan biaya 1,7 juta untuk berangkat dan balik lagi ke dramaga canti..




Senin, 02 Desember 2013

Kebun Tebu, Bunga Mayang, Lampung Utara





Danau Ranau, Lampung Barat







IGTF, Lampung Barat

       IGTF (IPB Goes To Field) adalah salah sau program pengabdian kepada masyarakat yang diadakan oleh kampus IPB. Jadi setiap mahasiswa minimal udah semester 4 boleh ikut dan silahkan daftar langsung tanpa dikenakan biaya administrasi dan lainnya :D Aku dengar info ini dari teman-teman sekelas, yo wes aku langsung daftar.  
Jadi mahasiswa yang mendaftar dan terseleksi akan dikirim ke berbagai daerah di Indonesia. Pendaftar diberikan tiga pilihan tempat yang diingkan dan setiap daerah memiliki tujuan dan program yang berbeda-beda.  Nah, aku pilihannya di Liwa, dan 2 lagi daerah di Jawa Tengah. Dan akhirnya keterima yang di Liwa dengan program, sosialisasi pengembangan cyber untuk petani cabe di Liwa, Lampung Barat.
Singkat cerita berangkatlah dengan perjalanan malam dari Bogor dan menyeberang selat Sunda dan akhirnya nyampe di Bandar Lampung pagi harinya...  dan singkat cerita lagi  perjalanan di lanjutkan menuju Liwa. Dan tahu kah anda? Ternyata dari bandar lampung ke Liwa membutuhkan waktu 7-8 jam. Dan nyampe disana sore sekitar jam 4an. Dahsyat kan? :) Soalnya Liwa udah mau perbatasan ke Sumatera Selatan.
Nyampe disana langsung berasa kaya di rumah (Berastagi) Huaaaaa. Dingin, kebun, pertanian semuanya jadi bikin kangen rumaahhh. Nyampe disana langsung diajak berkeliling kebun/ladang warga disana sama dosen pembimbing. Kalo aku sih udah ga asing ngeliat ladang karena aku emang berasal dari keluarga petani, dan keseharianku ketika di rumah ya harus ke ladang juga :D.


Tapi ada nih teman aku, saudara di KAREMATA juga, namanya si Noer. Dia emang lahir dan di besarkan di Bogor, jadi pas nyampe disana dia senang banget cobaaaa hahaha   dan ternyata kebetulan kita ditaroh satu induk semang di keluarga Bapak Ponidi. Hmmmm, taulah hasilnya kalo udah kenal trus tinggal satu rumah lagi, rusuh :D
   Setelah berpisah dengan teman-teman yang lain yang berbeda induk semang, maka kita pun tiba di rumah indung Semang kita. Keluarga ini punya dua anak, namanya Indah dan Niko. Jadilah punya keluarga baru.


Besok paginya langsung diajak jalan sama Indah ke tugu Liwa yang ada didekat rumahnya. Yah, kita beruntung sih rumahnya dekat kemana-mana (pasar, mesjid dan tugu liwa). 
 
Balik dari jalan-jalan paginya, langsung cus keladang. Nah, makin keliatan nih si Noer senang banget. Bahkan mutil (metik) tomat aja dia senang banget :3











Pantai Krui, Lampung Barat

Pantai Krui adalah salah satu pantai yang ada di Lampung Barat. tapi katanya sih sekarang udah pisah dari Lampung Barat jadi Kabupaten sendiri aitu Krui.
Kenapa bisa nyampe disini?
Jadi ceritanya dari kampus (IPB) ada kegiatan pengabdian namanya IGTF (IPB Goes To Field). Yaudah ikutan, dan kebagian daerah di Liwa, Lampung Barat.
Nah, dari Liwa ini ke Krui sekitar 2 Jam.
Pantainya ini bagus banget, bersih, dan waaaaaaaa, sumpah keren banget dengan pasir putihnya :)












Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat

   Beberapa hari belakangan, ga tau kenapa aku bener-bener pengen jalan ke alam. Rencana liburan semester kemaren yang tertunda, sampe sekarang belum dijalankan J. Bisa ngerasain dinginnya tidur di tenda, hangatnya api di malam hari, segelas kopi susu yang hangat, mendengar suara burung yang terbang bebas, gemericik air sungai yang mengalir tenang, tanpa kebisingan dan kesibukan. Gunung. Ya, aku bener-bener pengen ke Gunung.
   Tanpa ada rencana sebelumnya karena emang dadakan, aku ngajak Bang Selong ke Papandayan, Garut, Jawa barat. Bang Selong setuju. Sepakat kita jalan hari Minggu, 10 Maret 2013. Karena kebetulan Bang Selong adalah orang Garut, katanya kita bisa sekalian main kerumahnya. Asyiik..
   Rencana awal kita berangkat berenam yaitu aku, bang selong, bang cabreng, odong, lepuk dan ka ceker. Tapi karena suatu hal jadinya yang berangkat hanya bertiga yaitu aku, bang cabreng dan lepuk.
Yess, ini bakal menjadi perjalanan yang sangat menyenangkan. Bener-bener liburan kawan hahaha. Maklum, biasanya kalo kita jalan ramean, riweuh banget. Serius :D
   Hari minggu kita berangkat dari kampus jam 14.30 yang dari rencana awal jam 10.00. Jauh banget kan ngaretnya? Maklum, mahasiswa hehe.. Iya, soalnya kita harus nunggu abang ganteng(bang cabreng) dulu yang berangkat dari rumah. Berangkat dengan persiapan yang (bisa dibilang) minim, tanpa rencana dan persiapan yang matang emang seru.  Serunya jadi banyak cerita.
Ini nih rencana perjalanan kita :
·       10 Maret 2013
ü Pukul 14.30 - 15.30 :
Perjalanan dari kampus IPB Darmaga ke termilnal Baranang Siang (Bogor)
ü Pukul 15.40 – 16.40
Perjalanan dari terminal Baranang Siang ke terminal Kp.Rambutan Jakarta
ü Pukul 16.55 – 20.45
Perjalanan dari terminal Kp.Rambutan ke Limbangan. (Eittss, awalnya kita berencana bermalam di terminal Garut, tapi ternyata bang cabreng nawarin kita ke Limbangan dulu, nginep di rumah saudaranya. Ya wes kita terima tawarannya, Gratiss . daripada di terminal hehehe)

·       11 Maret 2013
ü Pukul 05.30 – 07.00
Perjalanan dari Limbangan ke Sp.Cisurupan.
(Kita dianter sama supirnya saudara bang cabreng). Luar biasa pemandangan kota Garut di pagi hari. Sepanjang perjalanan menuju Sp.Cisurupan, yang dilihat hanyalah keindahan alam yang di berikan Tuhan. Garut dikelilingi oleh Perbukitan dan hijaunya padi yang terhampar sepanjang perjalanan. tenang, hijau, menyaksikan munculnya matahari di pagi hari, suatu hal yang bener-bener harus di syukuri. Sungguh besar karunia Tuhan bagi kota Garut. Ini merupakan liburan naik Gunung yang sebenarnya. Tenang tanpa beban :D )

ü Pukul 07.00 – 07.50
Perjalanan dari Sp.Cisurupan menuju balai.
jalan dari Sp.Cisurupan ke balai rusak parah. Kesuburan dan sumber daya alam yang sangat  melimpah melimpah di garut, namun bagaimana dengan sarana infrastrukturnya? kawah Gunung Papandayan adalah salah satu objek wisata yang menjadi pemasukan keuangan daerah bagi Kota Garut, namun pembenahan akan kawasan wisata ini belum tertata dengan baik. Siapa yang salah?

ü Pukul 07.50 
Kita nyampe di Balai disambut oleh asap kawah dan pemandangan pagi yang indah. Ternyata di balai ini lumayan rame. Ada banyak pendaki lain dari Jakarta dan Bandung. Dan banyak juga wisatawan asing.



ü Pukul 08.41 – 10.30
Perjalanan dari balai menuju Pondok Salada. Dari balai menuju pondok salada kita melewati kawah gunung Papandayan terlebih dahulu. Bagus Bangeeeeett. Karena pemandangan yang indah sepanjang perjalanan , bener-bener ga kerasa cape. Tawa, canda sepanjang perjalanan. Eitss, tapi ga lupa…photo duluuu hahaha. kemana-mana yang ga pernah lupa adalah photo kawan. apalagi ada lepuk haha puk puk puk




Ga kerasa, tibalah kita di ujung kawah dan memasuki jalan yang sedikit berbatu sampai akhirnya nemu sungai.
Eh, disini ada cerita seru lho! jadi begini, untuk ngelewati sungai itu ada 2 alternatif  yaitu lewat bawah yang artinya ngelewatin air yang pasti akan basah, atau lewat atas melalui jembatan yang bisa dibilang seadanya. Nah, gara-gara di sungai tersebut rame orang pendaki lain dari Bandung yang lagi main, ada yang mandi , foto-foto maka kita memutuskan lewat atas.
Nah, biasa si Lepuk mau unjuk gigi sama cowo-cowo ganteng yang di bawah, maka dia yang pertama ngelewatin jembatan tersebut. Dan apa yang terjadi? nyampe di tengah dia teriak, GA BERANI Cuyy hahaha
Iya sih itu juga anginnya kencang jadi jembatan kecilnya ikut bergoyang. eh, si Lepuknya malah berhenti di tengah. Maju takut, Mundur nanggung. Akhirnya si Lepuk memutuskan untuk mundur saja kawan hahaha padahal yah, di ujung sana udah ada aa ganteng yang menunggu mau ngebantuin. puk puk puk
Perjalanan dilanjutkan ngelewati jalan setapak. jalannya sih ga terlalu susah dan nanjaknya Cuma dikit. tapi tanjakan yang sedikit itu panjaaaang banget (ga banget sih, panjang aja) hehehe
Di ujung jalan setapak ini kita sampai di jalan yang berbatu. 



ü Pukul 10.30 
Akhirnya kita nyampe di Pondok Salada. Ternyata lumayan rame orang yang nge camp disini. Pas kita nyampe cuacanya ga bersahabat, mendung. Sebelum hujan kita akhirnya mendirikan tenda. Dan apa yang terjadi saudara? bagian cover  tendanya ga ada. Ketinggalan di sekret. gara-gara Lepuk nih haha. Akhirnya kita putuskan pake trashbag ajah. Dari pada basah hehehe



Saat kita masak untuk makan siang, eh ada yang nawarin kentang. Ternyata, katanya di balik Pondok salada ada Kebun kentang yang kalo ga salah namanya pengalengan. Yaudah kita terima, lumayan buat nambah persediaan makanan yang minim. Jadi menu makan mlam adalah Kentang + Mie :D
Setelah makan kita istirahat karena hari juga mulai hujan.  Setelah hujan reda, karena lumayan bosan juga dalem tenda dari tadi kita memutuskan untuk muncak hari ini. 

ü Pukul 14.40 – 15.25
Perjalanan dari Pondok salada sampai ke Tanjakan Mamang. Tanjakan mamang merupakan tanjakan yang lumayan curam dengan kemiringan hampir 90 derajat. Tapi tenang, tenjakannya ga panjang ko. Sebelum nyampe tanjakan mamang kita ngelewati satu tempat yang sangat bagus. Namanya Hutan Mati. bagus bangeeeet buat foto hehe



Ceritanya dulu hutan ini bekas kebakaran. Pohonnya jadi kering semua, dan tanahnya berwarna putih sehingga dari kejauhan jadi mirip salju (menurut saya :D)
dari Pondok salada ke Hutan Mati ini sekitar 30 menit


ü Pukul 15.26 – 15.40
Perjalanan dari Tanjakan mamang ke Tegal alun. Tegal alun adalah padang edelweis. Luas bangeeeet. Kalo di Gede itu Surya Kencana :D
Nahhh, nyampe disini, kita bingung jalan ke puncak. soalnya ga ada petunjuk buat jalan ke puncaknya. Kita udah keliling di pinggir-pinggir tegal alun tapi ga nemu jalan ke puncaknya. Karena cuaca juga kurang bersahabat, kabut turun dan hari mulai gelap, ditambah lagi ga ada orang di tegal alun kecuali kita bertiga, akhirnya kita memutuskan untuk turun dan melanjutkan perjalanan besok aja.




Nyampe ditenda kita bersuih-bersih, dan masak buat makan malam. Ada tambahan menu makan malam nih, buatan Lepuk. Roti rasa Tisue basah hahaha. Lepuk emang ada ada aja :3
Kebetulan disini ada sinyal walau sekarat, yaudah nanya bang Apem aja jalan ke puncak lewat mana  hehehe
Bang Apem adalah senior kita, angkatan VII di KAREMATA. Beberapa bulan yang lalu bang Apem udah kesini. Jadi dia pasti tau lebih banyak informasi tentang gunung ini. 

·       12 Maret 2013
ü Pukul 07.00 – 07.50
Porjalanan dari pondok salada ke tegal alun. Perjalanan yang belum membuahkan hasil kemaren ditambah lagi rasa penasaran akan keberadaan puncak yang engga tau entah dimana, membuat semangat bang cabreng dan Lepuk untuk muncak pagi ini menggebu-gebu hehehe
Kata bang Apem ada 3 puncak gunung ini, tapi kita ga tau yang mana aja ketiga puncak tersebut.  Segelas susu ditambah roti sebagai bahan bakar untuk tubuh kita pagi ini. Siap untuk berangkat, cusss
Ehh, pas keluar dari tenda, ada anjing lucu diluar. Panggil saja Ciko. Kayanya sih itu anjing warga atau pemilik kebun di seberang. Siapa pun pemiliknya, kita kasih makan dulu yahh bekas sisa makan tadi malem :D. Ternyata anjingnya juga ramah,..
Kita mulai perjalanan kita mencari puncak kawan ^__^

ü Pukul 07.50
Kita nyampe di tegal alun. Sedikit lebih cepat dibanding perjalanan kemaren. Mungkin karena bahan bakar yang masih penuh dan semangat yang masih pool kali yee hahaa
Kata bang Apem, jalan menuju puncaknya dari tegal alun lurus terus sampe nemu sungai kecil. yaudah kita jalan terus nyari sumber air itu. Di perjalanan kita medengar suara air. Suara air tersebut ternyata berasal dari Air terjun. Berarti sungai yang dimaksud bang apem udah dekat. 

ü Pukul 08.30 
Akhirnya kita menemukan sumber air yang dimaksud, yaitu sungai kecil yang mengalir tenang. disini kita bermain air dulu, menikmati keindahan dan ketenangan tegal alun yang dipenuhi edelweis.




ü Pukul 08.50
Dideket sungai ini ada petunjuk kecil menuju ke puncak. Kita pun mengikuti petunjuk tersebut.
Sepanajang perjalanan menuju puncak kita melewati hutan mati lagi. Eitss, tapi inni beda dengan hutan mati sebelumnya kawan. Hutan mati yang ini ditumbuhi tanaman liar. Jalur menuju puncak memang jelas, tapi karena tingginya tumbuhan hutan dikanan kiri jalan membuat jalan sedikit sulit. Kadang kita harus menunduk utuk menghindari pohon yang banyak tumang. Di perjalanan ini juga cuaca kurang bersahabat. Kabut hitam berjalan diatas kepala, jarak pandang Cuma beberapa meter didepan mata. aku sedikit ragu untuk melanjutkan perjalanan ini. Tapi ga berani bilang turun lagi, karena takut diomelin sama bang cabreng. Tau deh kalau dia udah marah, haha . Maaf baaang :3


ü Pukul 09.25
Setelah ngelewati jalan yang lumayan sulit, akhirnya kita nyampe di puncak bayangan. Pemandangan yang bagus bangeet. Tegal alun yang sangat luas dengan keindahan edelweisnya terlihat jelas. Yang lebih luar biasa lagi adalah kawah Gunung Papandayan yang begitu menakjubkan. Satu hal yang ga pernah kita lupa adalah FOTO hehe Ini udah merupakan ritual wajib bagi kita sebelum batre kamera habis hahaha , Lanjut kawaan…


 

ü Pukul 10.00 
Terimakasih TUHAN YESUS, aku nyampe di puncak Gn.Papandayan. Maaaakk, aku nyampe puncaaaaakkk…. :3
Setelah ngelewati jalan yang lumayan sulit ditambah lagi cuaca yang kurang mendukung akhirnya aku bisa ngelewati rasa ragu ku menuju puncak. Udah tau kan apa yang akan kita lakukan? Foto… hahaha
Ehh, pas mau foto pake bendera KAREMATA, batere kamera habis kawaan hahaha cayang cekali.. tapi untung aja sempat dapet foto walaupun Cuma seberapa. hehe
Kita pun makan siang di puncak ini. Kapan lagi ngerasain makan mie+kentang di puncak setinggi 2662Mdpl? sekarang lah saatnya.. hahaha
Tapi pemandangan di puncak ini ga terlalu bagus karena tertutup oleh rimbunnya pepohonan sehingga kita ga bisa ngeliat kemana-mana. Pemandangan yang bagus hanyalah di puncak bayangan. Tapi ga masalah, ini 2662 kawaan :D
Setelah puas tertawa, bercanda lala lala yeye yeye akhirnya kita memutuskan untuk turun. Daaahh puncak Papandayan :3



ü Pukul 11.23 – 12.21
Tracking down Puncak – Tegal Alun
Di tegal alun kita ketemu dengan pendaki dari ITB. Tapi mereka Cuma nyampe di tegal alun. sampai ketemu lagi kawan :3

ü Pukul 12.21 -12.50
Tegal alun – Pondok Salada
Tadi rencananya nyampe di tenda kita langsung packing.  Ternyata pas kita mau packing, gerimis turun. Kita memutuskan untuk nunggu agak redaan dulu, ehh, taunya ketiduran. Bangun-bangun udah sore pukul 15.00 tapi ujan malah makin deras. Akhirnya kita memutuskan lanjut packing aja. 


Perjalanan turun menuju balai terus dilanjutkan walaupun hujan. Tapi justru itu yang bikin saya senang. Menyusuri jalan setapak di bawah derasnya hujan merupakan mujizat yang harus saya syukuri. Terimakasih Tuhan buat semua kebesaranmu, buat pemberianMu.

ü Pukul 16.40 
Kita nyampe dibalai dengan badan basah kuyup. Meskipun badan basah, kedinginan , laper, namun yang aku lihat di wajah kita bertiga adalah senyum kepuasan, senyum kebahagiaan. Kita berhasil mencapai puncak setelah pencarian pendek kita hahaha
Ternyata di balai kita bertemu lagi dengan anak – anak dari ITB yang tadi siang ketemu di Tegal alun.Akhirnya kita turun bareng, naik mobil yang udah di sewa.
Nyampe di Sp.Cisurupan tepat saat hari sudah gelap. Disini kita berpisah dengan mahasiswa dari ITB. Kita berhenti di Mesjid untuk bersih-bersih sedangkan mereka melanjutkan perjalanan  pulang. Sampai ketemu lagi di pendakian selanjutnya kawan :3
setelah selasai bersih-bersih kita nyari makan. yang anget-anget kayanya enakk nih. Bakso ayam lahh :D

ü Pukul 20.00
Setelah selesai mengisi perut, kita menuggu nagkot yang ke treminal Garut. Ternyata disini sama kaya di kampung aku bahh, kalo udah malem di atas jam 20.00 bakal susah nyari angkot hahaha
Kita pun  memutuskan untuk naik ojek. Setelah tawar menawar dengan tukang ojek, akhirnya kita cuusss ke terminal garut. Ternyata jauh juga. Malem-malem naik ojek ditambah lagi tadi kena hujan rasanya beku -_-

ü Pukul 21.00 – 02.00
Nyampe di terminal Garut. Lega rasanya, untuk aja masih ada bis yang ke Jakarta. Pukul 02.00 dini hari kita nyampe di terminal kampung Rambuta. Lanjut Ke Bogor…

·       13 Maret 2013
ü Pukul 04.00 
Dini hari nyampe di sekret. Huaaaaaaa
Liburan ‘tanpa rencana dan persiapan’ yang menyenangkan…