Sewaktu kita masih SD, pasti kita pernah dengar pepatah 'gantunglah cita-cita mu setinggi bintang di langit'. Aku masih mengingat istilah itu, bahkan sampe sekarang. Dulu pas dengar pepatah itu, aku bilang ke mamak
"Mak, kata guruku gantunglah cita-cita kalian setinggi bintang di langit". Kata mamak " Iya nakku, bagus itu. Tapi jangan terlalu tinggi kali, nanti kalo jatuh sakit"
Dulu aku ga teralu ngerti maksud yang di bilang mamak. Aku cuma berpikir 'langit kan tinggi, jadi kalo jatuh pasti sakit'
Kalo menurutku sih cita-cita itu berarti harapan kita. Suatu saat kita mau jadi apa dan mau jadi seperti apa. Dari SD mungkin kelas IV kalo ga salah dan bahkan sampai sekarang harapanku adalah bisa ke luar negeri. Negara yang pengen banget aku kunjungi adalah Australia dan negara-negara di Eropa. Kalo ditanya alasannya aku ga bisa jawab. Tapi entah kenapa Australia adalah negara yang begitu menarik buat aku dibanding dengan negara-negara lainnya dan bikin aku penasaran gimana rasanya berada di negeri itu.
Beberapa minggu terakhir ini aku dengar tentang program Au Pair di Jerman dari temanku. Katanya kita menjadi kakak asuh buat anak-anak disana ketika orang tua mereka sedang kerja. Program ini cuma setahun. Artinya kita bisa nambah pengalaman gimana rasanya tinggal di negara tersebut. Dan yang lebih bikin tergiur lagi adalah biasanya orang-orang yang udah kesana, dan yang termasuk orang beruntung/bernasib baik tentunya, bisa melanjutkan kuliah disana. Hmmm, jadi makin mupeng..
Jadilah udah banyak baca-baca berita tentang program ini di internet. Baca-baca blog orang-orang yang udah pernah kesana, dan pengalaman mereka itu bikin aku sangat sangat ingin kesana.
Setelah banyak baca info tentang program tersebut, satu yang belum aku lakukan. Minta pendapat mamak. Sebelum nanya ke mamak aja aku udah pesimis bisa kesana.
Dan pas nanya mamak, jawabannya 'skripsi itu aja lah dulu di selesaikan nak. Nanti lagi lah dipikirkan yang lain' yang artinya adalah GA BOLEH.
Alasannya, yang pertama aku punya sepupu yang tinggal di Amerika. Dia tinggal disana kayaknya lebih 10 tahun, tapi belom pernah sekalipun pulang ke Tanah Air. Bahkan ketika bapaknya meninggal aja dia ga ada. Kata mamak 'ngapain tinggal jauh-jauh di negara orang, punya banyak uang tapi kita ga pernah tau gimana keadaan keluarga kita disini'. Jadi intinya mamak takut kalo aku kesana ga akan pulang lagi.
Alasan kedua adalah secara ngga langsung aku ngambil kesimpulan mamak pengen aku cepat lulus, kerja biar bisa bantu mamak buat nyekolahin adek-adekku. Wajar sih secara mamak adalah single parent yang harus membiayai dan menyekolahkan 3 orang anaknya dengan pekerjaan hanya sebagai petani kecil.
Aku berpikir benar sih aku harus bantu mamak dulu. Betapa jahatnya aku sebagai anak bungsu yang mendahulukan keegoisanku pergi ke negara orang sedangkan mamak bekerja sendiri untuk menyekolahkan adek-adekku. Pasti akan lebih bahagia rasanya aku bisa melihat adek-adekku bisa bersekolah tanpa ada halangan biaya dan bisa membalas pengorbanan mamak selama ini :)
Dulu pas tamat SMA ketika aku mau kuliah mamak juga bilang "jangan terlalu tinggi harapannya kalo kita cuma orang kampung, nanti ga bisa masuk stres sendiri". Tapi Tuhan berkehendak baik. Tuhan memberikan jalan aku bisa kuliah dan bisa bertahan sampai saat ini pun berkat kebaikan-Nya.
Semoga juga Tuhan memiliki rencana indah lainnya agar suatu saat aku bisa kesana-ke negeri orang yang ingin aku kunjungi - biar pun belum sekarang, karena HARTA YANG PALING BERHARGA ADALAH KELUARGA :3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar